Senin, 27 Januari 2014
Aku Ingin
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
seperti isyarat yang tak sempat dikirmkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
(Sapardi Djoko Darmono)
Reuni Ikanas, Nostalgia Ala Helmi Yahya
Yang kerudung pink ganggu pemandangan banget -_- |
Walaupun sudah resmi mengundurkan diri dari Med***, bukan berarti hasil liputan saya tak bisa di share ke banyak orang ya. Telatnya lumayan lama, guys! Tapi masih layak untuk dibacalah pokoknya. Lumayan banyak orang beken yang tertangkap kamera saya saat itu, mulai dari Ketua BPK Hadi Purnomo, Ketua Ikanas terpilih, ketua angkatan '81 dan raja kuis Helmi Yahya. Let's check this one!
Kehadiran
artis sekaligus ‘raja kuis’ Helmi Yahya pada perhelatan Reuni Akbar Ikanas (10-11-2013)
rupanya menjadi daya tarik tersendiri. Terbukti, booth alumnus angkatannya (angkatan 1981) begitu ramai didatangi
pengunjung. Dalam kesempatan tersebut, Helmi pun turut menyumbang suara
emasnya, menyanyikan beberapa tembang lawas dan bergoyang bersama para alumnus
lainnya.
“Senang
sekali rasanya dapat berjumpa kembali dengan sahabat-sahabat yang kocak”
tuturnya. Helmi sangat bersyukur melihat para alumnus yang
kini telah menjadi orang-orang hebat. Hingga kini, Helmi pun masih terkesan
dengan bimbingan yang diberikan para dosen hingga membuatnya menjadi seperti
sekarang. Pengalamannya menjadi asisten dosen juga menjadi hal manis yang tak
akan dilupakan. “Dosen-dosen saya di STAN sangat menginspirasi!” tambahnya
Bagi
Helmi Yahya, STAN kini telah berubah. Infrastrukturnya sudah tak seperti
dahulu. Tak ada lagi kubangan dan jalan-jalan yang tak terawat. STAN kini lebih
nyaman “Dulu, saya harus jalan kaki dari Purnawarman ke Jurangmangu. Sudah
jelek (jalan), kubangan dimana-mana, banyak kerbau pula,”
Terakhir,
Helmi berpesan kepada para mahasiswa angkatan baru untuk belajar dan mencari
peluang dari para alumnus STAN yang telah sukses. Tak lupa pula memanfaatkan
masa keemasan selagi masih ada waktu, karena hal tersebut tak akan pernah
terulang lagi.
Ketua BPK: Bangga Menjadi Bagian dari Keluarga STAN
Minggu, 26 Januari 2014
Prestise..
Malam ini, saya sempatkan untuk melihat blog dua teman seperjuangan pada saat bertempur di medan perang LKTI UIN Syarif Hidayatullah 2010. Entah karena faktor keberuntungan atau apa, saat itu saya mendapat posisi kedua dari sepuluh finalis yang ada pada saat itu. Lantas bagaimana dengan dua teman saya tadi? Mereka tak masuk di jajaran tiga besar. Yap, itu empat tahun yang lalu! Kini, setelah kami memilih jalan masing-masing untuk meniti cita-cita, semua berubah seratus delapan puluh derajat. Satu dari teman saya telah berhasil merebut gelar juara LKTI mahasiswa pada beberapa kesempatan yang lalu. Ia bahkan menjadi delegasi Indonesia di Belanda dalam sebuah konferensi mahasiswa internasional. Kawan berikutnya, lebih mantap lagi! Ia berhasil menjadi best planning dalam sebuah kompetisi paper mahasiswa yang diadakan salah satu vendor ternama.
Rasa-rasanya, senang bercampur haru melihat kesuksesan mereka. Namun entah mengapa saya iri denga keberhasilan mereka. Saya vakum. Lama dan ujungnya sulit bernalar. Tahun ini sejatinya adalah tahun yang baru bagi saya untuk menjadi mahasiswa (baca: calon punggawa keuangan negara). Sedari awal saya sempat berpikir untuk terus melebarkan sayap di bidang tersebut, namun entah kenapa setumpuk hal harus terlebih dahulu dijalani sebelum jari-jari ini bisa bebas menari di keyboard. Siklus akuntansi, kesan-kesini, ini-itu, dan masih banyak lagi.
sejatinya, semua hal di atas bagian dari trade off yang sudah sejak SMA dijalankan begitu saja. Tapi karena tittle-nya sudah kuliah, ya dituntut untuk lebih bijaksana lah sama waktu.
Yahh,walaupun untuk ukuran mahasiswa, ikut lomba-lomba menulis itu penghasilan. Coba kalkulasikan hal berikut: seorang mahasiswa ikut lomba menulis berhadiah uang lima juta rupiah. Jika ia ikut 10 kali lomba dengan total hadiah yang sama dan ia menang, sudah berapa uang yang mengalir ke tabungannya? (malas menghitungnya bukan)
Rezeki memang tak melulu datang dari sana, tapi prestise yang diraih kedua teman saya entah kenapa masih terbayang jelas di kepala ini. So, tinggal komitmen berjalan yang bisa diajak kompromi untuk mendapatkannya. How about me now?
Kembali
Kembali berniat untuk menulis di blog ini, tentang apapun, kapanpun, dan dimanapun. Masih dengan mimpi-mimpi yang saya sendiri belum tahu kapan harus ditindak tegas. Yang pasti, aku kembali
Selasa, 14 Januari 2014
Rezeki Hari Ini
The
most lucky day that really happened in my life! Yap, mungkin itu satu Kalimat yang
bisa terucap untuk mengomentari semua rezeki yang bisa didapat hari ini. Those are
about almamater, dua potong domino, sampai muridku yang ngambek dan baru mau
belajar setengah jam setelahnya.
Langganan:
Postingan (Atom)