![]() |
"Taken from google image" |
Apapun bahkan sekecil biji mentimun pun selalu engkau tumpahkan
padaku.
Hanya menerima, itulah aku. Cukup, cukup Tuhan! Aku ingin
mundur dari ini semua.
Aku mungkin hanyalah sebatang ilalang. Namun, bukan
berarti aku bebas diperlakukan. Cukup, cukup sudah kata-kata itu menghantuiku.
Berulang kali hal ini pun kau hujamkan padaku. Aku pun paham
jika engkau ingin selalu dihargai dan dipahami.
Tapi, apa engkau sadar kalau sebatang ilalang ini juga
punya perasaan?
Hujan telah berhenti tapi duri tajam terus menusuk ulu
hatiku.
Dan engkau, masih tertawa terbahak-bahak melihat urat
nadiku mulai terburai
Lagi, kau datang ke gubukku, jadi pahlawan yang kesiangan
memberi kebahagiaan
Tapi, tak sedikitpun kau pahami keberadaanku, tak
sedikitpun kau junjung harkat martabatku.
Dasarnya, tak tahu atau kau lupa. Aku tetap tak bisa
memaknaimu. Engkau terlanjur menjadi sebuah pohon kelapa yang tegak berdiri. Sedangkan
aku? Hanya sebatang ilalang, tak pernah lebih dan akan selalu maya dipikiranmu.
04 maret 2012,
Untuk seseorang yang telah merebut
kasihku
0 komentar:
Posting Komentar