Minggu, 04 Maret 2012

Sekelumit Sajak Sebatang Ilalang




"Taken from google image"
Semua orang selalu menuntutku untuk menghargai mereka, termasuk juga engkau.
Apapun bahkan sekecil biji mentimun pun selalu engkau tumpahkan padaku.
Hanya menerima, itulah aku. Cukup, cukup Tuhan! Aku ingin mundur dari ini semua.
Aku mungkin hanyalah sebatang ilalang. Namun, bukan berarti aku bebas diperlakukan. Cukup, cukup sudah kata-kata itu menghantuiku.
Berulang kali hal ini pun kau hujamkan padaku. Aku pun paham jika engkau ingin selalu dihargai dan dipahami.
Tapi, apa engkau sadar kalau sebatang ilalang ini juga punya perasaan?
Hujan telah berhenti tapi duri tajam terus menusuk ulu hatiku.  
Dan engkau, masih tertawa terbahak-bahak melihat urat nadiku mulai terburai
Lagi, kau datang ke gubukku, jadi pahlawan yang kesiangan memberi kebahagiaan
Tapi, tak sedikitpun kau pahami keberadaanku, tak sedikitpun kau junjung harkat martabatku.
Dasarnya, tak tahu atau kau lupa. Aku tetap tak bisa memaknaimu. Engkau terlanjur menjadi sebuah pohon kelapa yang tegak berdiri. Sedangkan aku? Hanya sebatang ilalang, tak pernah lebih dan akan selalu maya dipikiranmu.

04 maret 2012,
Untuk seseorang yang telah merebut kasihku

0 komentar:

Posting Komentar